RATUSAN HEKTAR SAWAH PARA PETANI COT GIREK TERANCAM GAGAL PANEN

RATUSAN HEKTAR SAWAH PARA PETANI COT GIREK TERANCAM GAGAL PANEN

Berita Daerah 0 Comment 28

ACEH UTARA, GemantaraNews

Ratusan hektar sawah tadah hujan Para petani di Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh Utara sangat memprihatinkan.
Akibat nya Sebagian persawahan tanaman padi yang ditanam petani mulai mati, bahkan terancam gagal panen.

Salah satu titik kekeringan terpantau di Desa Seuneubok Baro, Kecamatan Cot Girek. Areal persawahan yang ditanami padi sejak musim tanam tiba justeru terancam tidak membuahkan hasil. Sebagian tanaman padi mulai mati, sebagian lagi masih benih yang baru tumbuh dan dibiarkan begitu saja mengingat tidak ada setetes airpun.

Kondisi yang terjadi setiap tahun justeru mengunggah masyarakat petani untuk mendesak Pemerintah segera menangani persoalan tersebut. Dimana petani kerap merugi setiap kali sawah mereka dilanda kekeringan, ditambah lagi tidak ada saluran irigasi atau embung.

Jhon Junaidi (39), mengatakan persawahan tadah hujan di Seuneubok Baro tercatat sekitar 30 hektar lebih, dan kondisinya semua kering. Akibat tidak ada air, kata Jhon, petani setempat gagal panen dan sebagian lagi gagal tanam.

“Kondisi ini terjadi setiap tahun, dan tak jarang petani yang mengalami kerugian. Jadi, petani kali ini ada yang gagal panen akibat tanaman padi mulai mati, dan ada pula yang gagal tanam akibat benih yang tumbuh tak sempat dicabut lantaran sawah menjadi kering,” kata Jhon Junaidi, Senin (27/01/2020).

Sejauh ini, sebut Jhon, petani hanya mengupayakan mengaliri air ke sawah mereka dengan cara memfungsikan pompanisasi. Namun, lagi-lagi tidak membuahkan hasil akibat air yang dialiri tidak cukup dan sumber air yang sudah kering. Ia berharap, ada upaya dari Pemerintah.

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi IV DPRK Aceh Utara Nasrizal atau Cekbay, turun ke lokasi untuk memantau langsung kondisi di lapangan. Dirinya mengaku prihatin atas kondisi itu, dan telah menerima beberapa masukan dari petani setempat. Pihaknya juga akan membahas persoalan ini.

“Jadi dalam masalah ini kami akan berupaya dan telah menanggapi lebih serius karena anggota DPR dan Pemerintah ini pasti kerjasama. Maka, kita akan mencoba mengupayakan bagaimana tindak lanjut mengenai masalah persawahan tadah hujan,” kata Cek Bay di kawasan persawahan Desa Seuneubok Baro.

Sebagai bentuk upaya, pihaknya mencoba untuk memasukkan kedalam Musrenbang yang akan berlangsung pada Februari mendatang. Masyarakat petani, kata Cekbay, juga telah melakukan berbagai upaya salah satunya menggunakan pompanisasi. Namun, air dialiri tidak cukup.

“Sebagian desa memang ada yang menggunakan pompanisasi tetapi kendalanya debit air cukup bahkan tidak ada sama sekali apalagi dimusim kering saat ini. Saya sudah mengkonfirmasikan masalah ini kepada Kadis Pertanian untuk membuat satu masukan,” jelas Cekbay.

Menurut Cekbay, satu-satunya jalan selain membangun saluran irigasi, maka bisa dibangun embung atau waduk penampungan air. Hal ini juga menjadi salah satu upaya pihaknya dalam menyikapi keluhan petani yang setiap tahun mengalami kerugian akibat dari kekeringan pada sawah mereka.

“Bulan Februari mulai dilakukan Musrembang, dan ini kami perjuangkan untuk memasukannya. Jadi, upaya kita walaupun sawah disini terbatas luasnya, maka bisa bangun embung atau waduk minimal delapan hektar untuk menampung air agar bisa dialiri ke sawah,” tandas Cekbay.(Hamdani)

Bagikan Artikel ke :

Shares

Leave a comment

      PT KURNIA CIPTA SARANA KARYA
      NO AHU : 002918.AH.0101 - TAHUN 2019
Gemantara News
Berani Memberikan Informasi yang Akurat dan Terpercaya Demi Mencerdaskan Masyarakat Nusantara.

Back to Top