
Tolong ! Jalan di Dua Desa Tegalbuleud Sukabumi Rusak Lagi
Berita Daerah 13 Mei 2022, 0 Comment 10SUKABUMI, Gemantara News
Kondisi jalan di dua desa di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi kembali menuai sorotan. Meski sempat mendapat perhatian dari Pemkab Sukabumi pada 2018 silam, jalan tersebut kondisinya kembali memprihatinkan.
Sekadar mengingatkan, kondisi jalan rusak itu sebelumnya sempat menyedot perhatian banyak pihak pada 2018. Saat itu warga Nangela-Bangbayang menikmati jalan rusak selama 20 tahun tanpa adanya perbaikan.
Kondisi semakin miris ketika musim hujan tiba. Anak-anak sekolah menjinjing sepatu melintasi jalanan yang beralaskan tanah melalui tanah becek berlumpur dan licin.
Warga yang sakit pun harus menempuh jarak hingga belasan kilometer menuju puskesmas terdekat. Lebih repot bagi warga yang sakit keras, harus ditandu menggunakan bilah bambu dan kain sarung.
“Alhamdulillah, setelah itu perbaikan datang. Bahkan diresmikan oleh Pak Bupati Sukabumi. Nah penanganan ada saat itu katanya akan dibangun 8 kilometer dibagi dua, Bangbayang 4 kilometer, lalu Nangela 4 kilometer. Nah yang sudah dibangun Nangela selesai lah sekitar 4 kilometer kalau Bangbayang belum sampai 4 kilometer, ada sisa kurang lebih 400 meteran belum digarap,” kata Hendri Mulya, warga setempat melalui sambungan telepon dengan awak media, Jumat (13/11/2022).
Namun minimnya pemeliharaan jalan dan lemahnya aturan soal lintasan, kondisi jalan itu kembali rusak. Informasi diperoleh,, Jalan Bangbayang-Nangela di wilayah Kecamatan Tegalbuleud memiliki panjang total 24 kilometer. Jalan yang berstatus kabupaten ada sepanjang 8 kilometer sisanya masuk ke jalan lingkungan-jalan desa.
“Yang sudah dibangun sudah rusak lagi, ruas pas yang mau masuk ke pertigaan. Di situ sudah mulai rusak lagi, padahal saya sosialisasi ke desa juga tolong buatkan Peraturan Desa (Perdes) supaya kendaraan yang bisa mrlintas hanya dengan tonase yang enggak terlalu berat bebannya waktu hujan karena kan labil. Namun enggak ada penanganan dari desanya,” cerita Hendri.
Yang melintas itu seperti kendaraan pengangkut hasil pertanian dan kendaraan pengangkut kayu dan komoditi Kapulaga. Dulu sempat diresmikan awal, di titik Ciparapat kan masuk jalan kabupaten, kalau yang rusak sekitar 20 meteran masih hancur. Itu sudah swadaya lagi, sama masyarakat ditambal, tambahin kita beli batu lah. Batu pecah belah kita pasang di area yang rusak parah. Intinya jalan kabupaten yang warga kerjakan,” sambungnya.
Akibat rusaknya kondisi jalan, meski sudah mendapat sentuhan pembangunan, warga lagi-lagi harus menikmati kembali menikmati ekstrimnya saat melewati lintasan tersebut. Bukan hanya kesulitan akses pendidikan, tapi juga ekonomi dan kesehatan.
“Kesulitan ya seperti akses kesehatan yang sudah- sudah, hasil ekonomi semakin hancur. Harga pisang kalau diambil hanya dapat cuma untuk pikul saja, yang angkut pisang masuknya 8 kilo jalan desa. Kalau yang lainnya jalan kabupaten, namun masih ada yang menggantung,” pungkas dia.( detik/red )
Leave a comment