WARGA MINTA STOP SEMENTARA PRODUKSI PT. ACON

Berita Daerah 0 Comment 170

KAB. BOGOR, GemantaraNews

Polemik terkait pencemaran udara dari asap hasil produksi bata hebel PT. Acon Indonesia yang berlokasi di Desa Curug, Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor terus bergulir, warga di lebih dari 3 RW yang melingkupi Desa Curug dan Desa Padurenan merasakan bau yang menyengat dan menyesakkan dada karena asap itu masuk ke wilayah pemukiman mereka, upaya mediasi terus dilkakukan kedua belah pihak akan tetapi masih saja buntu.

Jum’at (23/10) di fasilitasi oleh Muspika Gunungsindur yang langsung di pimpin Camatnya, Yoddi MS Ermaya mendatangi kantor PT. Acon bersama perwakilan warga terdampak dan meminta kepada perusahaan untuk sementara menghentikan produksinya hingga instalasi pengolahan limbah selesai dibangun sehingga warga mendapat hidup yang layak dan tidak lagi menghirup polusi.

Akan tetapi melalui perwakilan management nya, PT. Acon menolak untuk hentikan produksi dengan alasan nasib karyawan mereka dan meminta keriganan untuk menurunkan kapasitas produksi hingga 50% paralel membangun teknologi pengolahan limbah yang sudah direncanakan.

“Kalau hentikan produksi kasihan karyawan kami pa, bagaimana kalau kami kurangi kapaitas produksi kami 50%, tapi jika tetap memaksa kami akan berikan jawaban kepada kepala Desa Curug besok”. Ungkap Nata yang mewakili management PT. Acon dalam forum tesebut (23/10).

Kepala Desa Curug, Edi Mulyadi ketika dihubungi melalui pesan singkat (24/10) terkait jawaban PT. Acon apakah bisa menghentikan sementara produksinya hingga installasi pengolahan limbah selesai dibangun menyatakan sudah mendapat jawaban bahwa PT. Acon tetap tidak bisa menghentikan produksi, yang bisa mereka lakukan adalah mengurangi kapasitas produksi.

“Saya sudah mendapat jawaban dari PT. Acon bahwa mereka tidak bisa menghentikan produksi, hanya bisa mengurangi kapasitas produksi dan mulai hari ini juga mereka mulai bangun pekerjaan saluran baunya”. Ujar Kepala Desa Curug tersebut.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat yang juga mewakili aspirasi warga dalam mediasi dengan PT. Acon, Sulhajji Jompa menegaskan bahwa alasan yang diutarakan PT. Acon tidak masuk akal dengan bertameng pada nasib karyawan kalau produksi dihentikan, tapi mereka tidak pernah mau tahu dengan nasib warga yang sehari hari hidup ditengah polusi yang sangat berbahaya bagi kesehatan mereka dan anak-anak mereka.

“Jawabannya tidak bijak, tamengnya nasib karyawan tapi tidak mikirin nasib warga yang hidupnya menderita menghirup asap polusi yang bahaya baginya dan anak-anaknya bahkan ada beberapa yang terindikasi ISPA, kami akan bawa mereka ke lab agar komprehensif hasilnya dan bisa jadi bukti kuat untuk menuntut mereka”. Ungkap Sulhajji saat ditemui di kantornya, Sabtu (24/10).

Dengan solusi yang ditawarkan PT. Acon yang menurunkan kapasitas produksinya sambil membuat teknologi pengalih bau Sulhajji menyatakan warga tetap menolak karena produksi jalan terus, polusi pun lanjut.

“Warga menolak, mengurangi atau apapun istilahnya tidak akan menghilangkan polusi, lagian aneh perusahaan sebesar PT. Acon harusnya sudah punya teknologi limbah yang proven sebelum memulai produksi, kenapa baru sekarang mau dimulai di bangun? Kalau mau bangun installasi penghilang bau silahkan saja, tapi produksi hentikan dulu sementara hingga teknologi tersebut jadi, kalau nanti ternyata gagal gimana? Tetap saja polusi”. Tegas Sulhajji. (IS)

Bagikan Artikel ke :

Shares

Leave a comment

Back to Top