GARAM LAPANG PENUHI KUALITAS STANDAR NASIONAL
Berita Daerah 14 Januari 2020, 0 Comment 69LHOKSUKON ACEH, GemantaraNews
Kebutuhan garam nasional dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan industri di Indonesia Dan khususnya Aceh Utara. Garam yang diolah secara semi moderent oleh petani Kecamatan Lapangan Aceh Utara memiliki kandungan Natrium klorida (NaCl) mencapai 99.1 persen. Ini berdasarkan hasil penelitian tim PT Vinca Rosea, dengan dua kali hasil uji laboratorium Balai Riset Medan dan Lab Succofindo 2019 lalu.
Industri garam Lapang bisa di katagorikan termasuk ke dalam klaster industri prioritas nasional, yaitu merupakan klaster industri nasional yang memiliki prospek tinggi untuk dikembangkan berdasarkan kemampuannya untuk bersaing di pasar lokal , dan industri yang memiliki ketersediaan faktor-faktor produksi secara cukup dan kompetitif di Aceh Utara.
Bahkan, di Indonesia belum ditemukan garam yang memiliki kandungan NaCl yang mencapai persentasenya seperti itu. Karena itu, garam Lapang sangat prospek untuk dikembangkan.
Surya Phachta, SSTP. “Kami baru saja selesai dengan pembangunan Gudang Garam Nasional itu merupakan hibbah dari Kementrian Kelautan dan Perikanan ( KKP), saya berharap dengan adannya program garam nasional ini pihak Geuchik beserta masyarakat bisa memamfaatkan momen ini, atas dukungan pemerintan pusat dan daerah kami sudah siap untuk mempromosikan bahwa di Kecamatan Lapang ini ada produksi garam yang lebih berkualitas.” Ujar Camat Kecamatan Lapang pada Journal News.co.id Diruang kerjanya selasa 14/01/20.
Kekurangan produksi garam dalam negeri untuk memenuhi konsumsi yang terus meningkat telah menjadi isu strategis sejalan dengan upaya pemantapan ketahanan pangan nasional. Kebutuhan garam nasional setiap tahun meningkat rata-rata 2-4 persen. Kebutuhan garam nasional berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang di kutip beberapa tahun lalu adalah sebesar 3,5 juta ton.
Namun Zulkifli selaku Imum Mukim Lapang menjelaskan, ” saat ini kami hanya memiliki lebih kurang 17 hektar (ha) lahan garam dapat memproduksi 12 ton/sepuluh hari dengan pengolahan semi moderend yaitu di jemur bukan direbus, pengolahan dengan metode semi moderent serimg terkendalan karena curah hujan yang tinggi yang dapat mengacaukan siklus produksi garam”, Jelasnya.
Meskipun potensi kebutuhan pasar garam di Aceh dan Aceh Utara sangat besar, namun produksi garam secara nasional masih sangat mimim.
Aceh Utara memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung untuk meningkatkan produksi garam. Dengan potensi geografis dan jumlah lahan yang tersedia masih berpeluang besar untuk mendorong tercapainya swasembada garam bahkan bisa terjadi surplus.
Guna mencapai target pengembangan garam dan produksi garam rakyat. Pemerintah Aceh Utara dan KKP harus menyiapkan anggaran yang memadai untuk melakukan beberapa intervensi program. Misalnya program peremajaan lahan, intensifikasi lahan, diversifikasi garam dan mutu, permodalan usaha, pelatihan SDM, infrastruktur (sarana), tata niaga dan rantai distribusi, dan teknologi.
Pemerintah juga perlu mendorong agar industri garam di Kecamatan Lapang dapat menjadi salah satu lumbung garam nasional melalui strategi produksi untuk memenuhi kebutuhan garam yang semakin meningkat dari tahun ke tahun baik untuk konsumsi rumah tangga maupun sektor industri UMKM.
Dengan melakukan pemetaan penggaraman Aceh dari hulu sampai hilir secara baik, maka pembangunan industri garam Aceh dapat dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan berkelanjutan.
Guna mewujudkan hal tersebut Muspika Lapang bersama Geuchik Gampong dan masyarakatnya telah menetapkan Lapang sebagai daerah sasaran pengembangan usaha garam rakyat menuju industri garam dengan skala yang lebih besar.
Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah penyusunan rencana induk pengembangan kawasan ekonomi garam di Aceh Utara sebagai landasan berpikir dan bahan perencanaan masa akan datang. (Sayfu/Hamdani)
Leave a comment